BUDIDAYA TANAMAN JERUK NIPIS


BUDIDAYA TANAMAN JERUK NIPIS

Jeruk nipis merupakan buah yang tidak asing di Indonesia dan memiliki variasi penggunaan yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lain sehingga sering disebut sebagai buah serba guna. Jeruk nipis mempunyai aroma yang kuat serta citarasa yang khas. Jeruk nipis memiliki sifat-sifat khemis yang berbeda dengan jenis buah jeruk yang lain, seperti kadar gula, pH yang sangat rendah dan rasa masam buah jeruk sangat tinggi (Ermawati, 2008). Jeruk nipis bisa berproduksi secara optimal setelah berumur enam tahun. Setiap 1 hektar (ha) lahan jeruk nipis bisa memproduksi sebanyak 3-4 ton buah jeruk nipis sekali panen. Panen biasanya bisa dilakukan setiap lima belas hari sekali
Pemilihan Bibit Tanaman.
Rahasia jeruk nipis cepat berbuah yakni berada pada bibit jeruk nipis. Bibit jeruk nipis dikembangkan dengan cara vegetatif (tanpa perkawinan), dimana tanaman jeruk nipis di budidayakan dengan cara okulasi (cangkok), stek, sambung pucuk, dan lainnya.
Jeruk nipis yang di budidayakan dengan cara vegetatif akan lebih cepat berbuah, dibanding dengan jeruk nipis yang dibudiayakan dengan cara generatif (dengan perkawinan) yakni menggunakan biji.

Tekhnik penyemaian bibit :
cara generatif :
  • biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang.
  • areal persemaian memiliki tanah yang subur. tanah diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. jarak petakan 0,5-1 m. sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m
  • biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. setelah tanam, persemaian diberi atap. bibit dipintahtanam ke dalam polybag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. media tumbuh dalam polybag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1)
 cara vegetatif :
  • metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata nempel. untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tanah toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. varietas barang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah japanese citroen, rough lemon, cleopatra, troyer citrange dan carizzo citrange.
Penanaman
buatkan lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 40 cm. tanah bagian atas dipisahkan dari tanah dibawahnya, kemudian diberi pupuk kandang. tanah bagian bawah dimasukkan kembali, kemudian disusul tanah bagian atas.
Pemeliharaan
a.       Pemupukan
Pohon jeruk nipis memiliki tehnik khusus dalam hal pemupukan. Pemupukan dilakukan dua kali. Yaitu pada saat penanaman dan juga pada saat ketika tanaman sudah tumbuh besar. Pada sawt awal penanaman, anda bisa menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
Rekomendasi berdasarkan umur tanaman digunakan terutama pada periode tanaman belum menghasilkan buah (TBM).   Awalnya, tanaman perlu dipupuk N lebih banyak agar pertumbuhan vegetatifnya optimal.  Saat berumur 3 tahun, tanaman mulai memasuki transisi menuju periode menghasilkan buah/dewasa  (TM) sehingga porsi P dan K ditingkatkan guna mendukung pembentukan organ generatifnya.  Walaupun tanaman muda membutuhkan dosis pupuk lebih rendah, aplikasinya harus lebih sering karena jangkaun akar untuk menyerap pupuk masih sempit/terbatas.  Pada umur 4 tahun ke atas, pupuk diaplikasikan dua kali setahun yaitu setelah panen dan empat bulan setelah pemupukan pertama (Tabel 1).
Tabel 1.  Rekomendasi Pemupukan Jeruk Berdasarkan Umur Tanaman
Umur
(tahun)
Gram/pohon/aplikasi
Aplikasi Pupuk
N
P2O5 
K2O
123



4

5
10 s/d 20
25 s/d 40
40 s/d 75

80 s/d  120

125 s/d 150
5 s/d 10
15 s/d 20
25 s/d 40

50 s/d 75

80 s/d 100
510 s/d 15
20 s/d 30
40 s/d 50

60 s/d 80
2 – 3  kali/tahun
3 – 4 kali/tahun
3 – 4 kali/tahun

2 – 3 kali/tahun

2 kali/tahun

Pada tanaman dewasa (TM) yang telah melewati fase kecepatan pertumbuhan vegetatif maksimal ( > 5 tahun), dosis pupuk  bisa didekati dengan menghitung hasil panen buah.  Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa status kesuburan kebun telah optimal akibat dari penambahan pupuk sebelumnya.  Dalam sistem ini, hara yang terangkut panen menjadi penyebab utama terjadinya penurunan kesuburan kebun.  Agar pertumbuhan dan hasil buah tetap optimal, kesuburan kebun harus diperbaiki dengan memasukkan pupuk sebesar nutrisi yang terangkut panen ditambah kebutuhan untuk pertumbuhan vegetatif, fiksasi tanah, pelindian (leaching), penguapan, dan erosi.
Berdasarkan pendekatan ini, dosis pupuk yang harus diaplikasikan setara dengan 2 sampai 3% dari total bobot buah yang dipanen.  Setiap jenis jeruk menghendaki komposisi unsur yang berbeda, untuk jeruk siam adalah 10 N : 7 P2O5 : 2 K2O, keprok adalah 5 N : 2 P2O5 : 3 K2O, dan pamelo adalah 2 N : 1 P2O5 : 4 K2O.    Dosis tersebut (Tabel 2) dibagi dua untuk diaplikasikan setelah panen dan saat pembesaran buah (4 bulan kemudian).
Tahun pertama dan kedua, pupuk kandang dan dolomit disebar dibawah tajuk pada akhir musim kemarau, kemudian dicampur tanah sedalam 10 cm.  Tahun berikutnya pupuk kandang dicampur kapur (jika diperlukan) dimasukkan kedalam parit melingkar dibawah tepi tajuk sedalam 20 cm kemudian ditutup tanah.
Pupuk kimia diaplikasikan setelah pupuk kandang, kapur dan tanah mengalami reaksi yang sempurna (sekitar 4 minggu).  Bila waktu aplikasi pupuk dan kapur berdekatan menyebabkan reaksi negatif, misalnya pengikatan P oleh Ca dari kapur, dan amonium akan diubah menjadi NH3+ kemudian dilepaskan ke atmosfer.  Caranya adalah pupuk campuran dimasukkan ke dalam lubang tugal atau parit pupuk kandang/dolomit sedalam 10 – 15  cm, kemudian ditutup tanah.   Untuk tanah-tanah bertekstur kasar, dan tanah yang memiliki kapasitas pengikatan P tinggi (tanah masam dan andisol), aplikasi pupuk dalam lubang tugal (4 – 8 lubang/pohon) lebih dianjurkan dibandingkan dengan disebar dalam parit melingkar.  Segera basahi tanah (irigasi ringan) setelah aplikasi pupuk agar akar tidak terbakar.
Pupuk mikro yang dibutuhkan tanaman hanya sedikit.  Oleh karena itu, aplikasinya paling mudah dan efktif adalah melalui daun.  Pupuk mikro disemprotkan pada daun pada pagi hari sebanyak 2 sampai 3 kali pada saat pertunasan.

b.      Pemangkasan
Tidak hanya pada masa tanam, pemangkasan dapat juga dilakukan pada masa perawatan. Hal ini dapat dilakukan manakala pohon jeruk nipis yang kita tanam sudah terindikasi penyakit atau hama.
Selain masalah hama, pemangkasan juga dilakukan untuk menghilangkan cabang pohon yang kering, sakit, ataupun tidak produktif. Jika ada cabang pohon yang sakit lalu tidak segera di pangkas, dikhawatirkan sakitnya akan menular kebagian pohon yang lain. Atau bahkan menular kepada pohon yang lainny

c.       Penyiraman
Penyiraman pohon dapat dilakukan dua kali dalam satu hari. Namun jika saat itu musim hujan, penyiraman dapat dikurangi jumlahnya karena terbantu dari air hujan yang turun. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat menyiram adalah jangan sampai terjadi genangan air didekat tanaman karena dikhawatirkan akan terserap tanah dan menjadikan tanah basah lalu membusukkan akar

d.      Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada saat pohon sudah berbuah dengan cara mengurangi buah. Namun tentu saja, terdapat kriteria khusus buah mana saja yang harus disingkirkan. Kriteria itu adalah:
  • Buah yang sakit,
  • Buah yang terlalu banyak didalam satu tangkai,
  • Buah yang tidak terkena sinar matahari.
e.       Pengendalian Hama Penyakit
.
Setiap tanaman pasti memiliki hama dan penyakit yang mengganggu tumbuh kembangnya tanaman tersebut, begitupula dengan tanaman jeruk. ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman jeruk, yaitu :
Hama yang Utama 1. Kutu loncat (Diaphora citri Kuw) 2. Kutu daun cokelat (T. citridus), Kutu daun hitam, (T. aurantii), Kutu daun hijau (Myzus persicae). 3. THRIPS (Scirtothrips citri) 4. Tungau merah (P.citri Mcgregor) 5. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii) 6. Ulat peliang daun (Phylocnistis citrella) 7. Penggerek buah ( Citripestis sagitiferella) 8. Lalat buah (bactricera sp) 9. Ulat daun (Papillo demolium) Penyakit yang Utama 1. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) 2. CTV ( Citrus Tristeza Virus) 3. Blendok atau Diplodia (Botryodiplodia theobromae) 4. Embun jelaga 5. Embun tepung (Oidium Tingitanium) 6. Kudis 7. Busuk pangkal batang (Phytophthora sp)
Dalam perawatan tanaman jeruk salah satu caranya dengan mencegah adanya hama dan penyakit. Menurut Triwiratni A (2016. Hlm. 1) pencegahan hama dan penyakit tanaman jeruk antara lain : · Monitoring kehadiran hama penyakit secara rutin. · Pelajari potensi dan cara perbanyak musuh alami · Pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat (PTKJS) 1. Pengendalian serangga penular 2. Sanitasi kebun 3. Pemeliharan tanaman 4. Konsolidasi pengelola kebun

Masa Panen
Dalam satu pohon jeruk nipis, biasanya jumlah buah yang dapat dipanen adalah sebanyak 500 buah dalam jangka waktu satu tahun. Namun, walaupun seperti itu, lamanya satu pohon mencapai masa panen tergantung dari jenis varietas yang anda tanam. Biasanya, jeruk nipis baru memasuki masa panen setelah 30 sampai dengan 36 minggu.

Susilowati, Penyuluh Pertanian Madya
BPP Kecamatan Cisaat

Related Posts:

0 Response to "BUDIDAYA TANAMAN JERUK NIPIS"

Posting Komentar